ABSTRACT : Assurance of internal quality can be measured seen with indicators head performance, lecturer interest and service of
employees. Third of the indicator can difference minimizing between expectation
with given service and storey level satisfaction of student to the third that
indicator can be measured by comparing between student expectation to assurance of
internal quality to which is wanted it with accepted fact. Responder at this
research is taken by counted 100 student people in two college that is STIH
Muhammadiyah and STAI Muhammadiyah of Bima pursuant to method of proportional
sampling random stratified which is distribution by proporsional in each
semester level. The result of study:
(1) The head performance has a significant
direct of satisfaction of students. (2) The
lecturer interest has not has a significant direct of students’ satisfaction
(3) The service of employees have a
significant direct effect of students’ satisfaction. (4) The head
performance, lecturer interest, service of
employees and assurance of internal quality have simultan direct effect of to students’ satisfaction. (5) The
same as with also between head performance, lecturer interest and service of
employees to have simultan direct effect of to students’
satisfaction.
Keywords: Performance, Interest,
Service, Internal Quality, Satisfaction
Pendahuluan
Banyaknya
Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang tidak memiliki mutu yang sesuai dengan
standar mutu pendidikan nasional, menyebabkan beberapa perguruan tinggi
Muhammadiyah dalam pelaksanaan, pengelolaan maupun pengembangannya mengalami
stagnasi. Hal ini menjadi kendala yang sangat sulit terutama dalam mengarungi pasar bebas dan
globalisasi lebih-lebih pada persaingan antar perguruan tinggi yang semakin
ketat. Adanya
globalisasi dalam bidang
pendidikan ini juga mengakibatkan adanya kecendrungan pengelolaan pendidikan
yang mengikuti pola pengelolaan sebuah perusahaan. Sehingga, lahirlah teori
baru dalam pengelolaan pendidikan yang disebut Total Quality Education yang diadopsi dari Total Quality Manajemen perusahaan. Total Quality Education adalah usaha suatu lembaga pendidikan untuk
selalu melakukan perubahan terhadap mutu sekolah dengan mengedepankan kepuasan
pelanggan atau mahasiswa sebagai indicator utama. Perubahan yang continue untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin maju.
Kepuasan mahasiswa adalah perasaan bahagia dan suka
cita yang dirasakan mahasiswa karena penjaminan mutu internal lembaga dengan
kebijakan pimpinan, kompetensi dosen dan pelayanan karyawan sebagai indikator
utamanya. Kepuasan mahasiswa tidak terlepas dari kebijakan pimpinan, kompetensi
dosen dan pelayanan karyawan yang diberikan lembaga Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Bima di NTB.
Dengan demikian, penelitian bertujuan untuk
mengetahui; 1) apakah kebijakan pimpinan, kompetensi dan pelayanan karyawan
serta penjaminan mutu internal berkontribusi langsung terhadap kepuasan
mahasiwa? 2) apakah kebijakan pimpinan, kompetensi dan pelayanan karyawan
berkontribusi langsung terhadap penjaminan mutu internal? dan 3) apakah
penjaminan mutu internal berkontribusi langsung terhadap kepuasan mahasiwa?
Kepuasan adalah perihal (yang bersifat) puas; kesenangan; kelegaan. Sedangkan Mahasiswa
didefinisikan sebagai orang yang belajar diperguruan tinggi.
Kepuasan
mahasiswa adalah sikap positif
mahasiswa terhadap pelayanan lembaga pendidikan tinggi karena
adanya kesesuaian
antara harapan dari pelayanan dibandingkan dengan kenyataan yang diterimanya .
Menurut
Sugito kepuasan mahasiswa adalah suatu keadaan terpenuhinya keinginan, harapan,
dan kebutuhan mahasiswa.
Sementara Sarjono mendefinisikan
Kepuasan mahasiswa adalah perbandingan antara harapan yang diinginkan mahasiswa
tentang pelayanan karyawan, kompetensi dosen yang didukung oleh sarana
prasarana dan kepemimpinan dengan apa yang mahasiswa rasakan setelah
mendapatkan pelayanan.
Pengertian
kepuasan adalah istilah evaluatif yang menggambarkan suka dan tidak suka.
Kepuasan pelanggan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya
terhadap kebijakan (atau hasil) suatu produk
dengan harapan-harapannya .
Menurut Dikti
sistem penjaminan mutu internal adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu
perguruan tinggi diperguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan
tinggi oleh perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement).
Petunjuk Jaminan Mutu yang internal mempunyai kaitan
dengan kebijakan dan prosedur untuk jaminan berkwalitas,
persetujuan, monitoring dan tinjauan ulang program secara berkala dan
penghargaan, penilaian para siswa, jaminan staff pengajar yang berkwalitas,
sumber daya belajar dan dukungan siswa, sistim informasi dan informasi publik .
Menurut Edward Sallis
mutu adalah sesuatu yang memuaskan dan melampui keinginan dan kebutuhan
pelanggan. Definisi ini disebut juga dengan istilah, mutu sebagai sesuai
persepsi (quality in perception). Mutu ini bisa disebut sebagai mutu
yang hanya ada dimata orang yang melihatnya. Ini merupakan definisi yang sangat
penting, sebab ada satu resiko yang yang seringkali kita abaikan dalam definisi
ini, yaitu kenyataan bahwa para pelanggan yang membuat keputusan terhadap mutu.
Dan mereka melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada produk terbaik yang
bisa bertahan dalam persaingan.
Jadi, dapatlah disimpulkan bahwa pengertian mutu dalam
dunia pendidikan belum ditemukan format yang jelas. Tetapi ada beberapa hal menjadi patokan bahwa
institusi/ sekolah memiliki mutu manakala pelanggan puas terhadap pelayanan,
baik secara administrasi maupun fasilitas yang diberikan. Kedua, output yang
dihasilkan lewat proses belajar mengajar dalam suatu institusi pendidikan yang
dapat diandalkan dan dapat bersaing dengan institusi pendidikan lain. Dan
sekolah tersebut dapat dikatakan memiliki mutu yang layak secara nasional
maupun internasional.
Kompetensi dalam pasal 1 UU tentang Guru dan Dosen adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan oleh
guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
(Dikti, 2010:90). Menurut Littrell dalam Hamzah
(2008:62) kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk melakukan dan
keterampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat
.
Dari penjelasan di atas dapatlah dikatakan bahwa
kompetensi dosen adalah kemampuan individu dosen yang berkaitan dengan
profesinya sebagai tenaga pengajar yang mencakup kemampuan kognitif, afektif,
psikomotorik dan sosial.
Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persepsi mahasiswa tentang kontribusi kebijakan pimpinan, kompetensi
dosen, dan pelayanan karyawan terhadap penjaminan mutu internal dan apakah
dampaknya terhadap kepuasan mahasiswa. Kontribusi tersebut bisa apakah terjadi
secara langsung atau melalui variabel antara dalam hal ini adalah penjaminan
mutu internal.
Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan path analysis sebagai pisau analisisnya.
Dilaksanakan pada STIH Muhammadiyah dan STAI Muhammadiyah Bima. Penelitian ini
menggunakan tiga variabel penelitian yang dikembangkan dari hasil kajian teori.
Instrumen tersebut dilakukan uji untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas dan di uji cobakan kepada 30 responden dengan bantuan program SPSS
for windows versi 16.0.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumentasi dan angket
(Sugiyono, 2011: 329). Hasil uji coba angket diperoleh 7 item soal yang tidak
memenuhi standar validasi yaitu 1,3 dan 15 untuk item kepuasan mahasiswa, dan
item nomor 12 untuk kompetensi dosen, dan item nomor 7 untuk penjaminan
mutu internal.
Angket disebar kepada 100 responden. Penentuan sampel
berdasarkan standar minimal untuk path analisis. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa semua item angket dinyatakan valid.
Gambar 1
Jalur
Kontribusi Kausal Antar Variabel
Dengan
menggunakan metode belah dua maka didapat
hasil perhitungan berada diatas 0.70. dengan demikian
dikatakan reliable
(Sugiyono, 2011). Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis statistik inverensial-parametrik
karena instrumen penelitian berupa angket dan data berupa data interval dengan
memakai skala Likert
(Sugiyono, 2011).
Untuk menguji hubungan variabel secara keseluruhan dengan
kriteria rumusan sebagai berikut (Riduwan dkk, 2011: 136):
Ha : ρzx = ρxy ≠ 0
H0 : ρzx
= ρxy = 0
Sedangkan pengujian hubungan variabel secara individual
menggunakan rumusan:
Ha : ρzx / ρxy > 0
H0 : ρzx
/ ρxy = 0
Nilai probabilitas atau taraf signifikansi yang
diharapkan agar memiliki nilai kontribusi adalah lebih dari atau sama dengan
0.05 (sig ≥ 0.05) maka Hipotesis alternatifnya (Ha) diterima, sedangkan
hipotesis nuulnya (Ho) ditolak. Apabila nilai probabilitasnya kurang dari 0.05
(sig ≤ 0.05) hipotesis nuulnya (Ho) diterima.
Rumus Model-1: Z = ρzx X + ρzy Y +
ρz ε1 dan rumus
untuk mencari nilai ρz ε1 (variabel sisa) adalah ρz ε1
= 1 – R2zyx1x2x3. Dan Rumus Model-2 Y = ρyx
+ ρy ε2 dan rumus untuk mencari nilai ρy ε2
(variabel sisa) adalah ρy ε2 = 1 – R2yx1x2x3.
Perhitungan dan Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Deskripsi data kepuasan mahasiswa didapat skor
terendah 14 dan skor tertinggi 40 terdiri dari 15 soal angket dengan rata-rata
skor angket sebesar 26,12 dengan penyimpangan sebesar 5,368. Penjaminan mutu
internal diperoleh rentangan skor terendah 21 dan skor tertinggi 51 terdiri
dari 16 soal angket dengan rata-rata skor angket sebesar 35,14 dengan
penyimpangan sebesar 5,991. Kompetensi dosen diperoleh rentangan skor terendah
19 dan skor tertinggi 60 terdiri dari 13 soal angket dengan rata-rata skor
angket sebesar 41,35 dengan penyimpangan sebesar 7,374.
Adapun hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
Pertama, kompetensi dosen (X)
dan penjaminan mutu internal (Y) berpengaruh langsung
secara simultan terhadap kepuasan mahasiswa (Z) dengan nilai Rsquare = 0.668 dan taraf signikansi 0.000 (0.000 < 0.05). dengan
sumbangan efektif sebesar 66,8%. Penjaminan mutu internal sebagai variabel
antaranya.
Kedua, kompetensi dosen (X) berpengaruh langsung secara
kausal terhadap kepuasan mahasiswa (Z) (pengujian
secara parsial) dengan nilai kontribusi sebesar -0.134 dan nilai sig 0.535 (β =
-0.134, ρ > 0.05) dengan sumbangan efektif sebesar 2% dan memiliki hubungan
tidak langsung melalui penjaminan mutu internal (Y) sebesar 0.1.
Ketiga, kompetensi dosen (X2) berpengaruh
langsung secara kausal terhadap penjaminan mutu internal (Y) (pengujian secara parsial) dengan nilai kontribusi
sebesar 0.537 dan nilai sig 0.000 (β = 0.537, ρ < 0.05) dengan sumbangan
efektif sebesar 28.8%.
Keempat, penjaminan mutu internal (Y) berpengaruh langsung
secara kausal terhadap kepuasan mahasiswa (Z) (pengujian secara parsial) dengan
nilai kontribusi sebesar 0.436 dan nilai sig 0.000 (β = 0.436, ρ > 0.05)
dengan sumbangan efektif sebesar 19%.
Secara individual uji stitistik menunjukan antara
kompetensi dosen dengan kepuasan mahasiswa kontribusinya sebesar 2%. Hal ini
didukung oleh hasil pengukuran terhadap
kompetensi dosen diperoleh rata-rata skor angket sebesar 41,35 artinya
rata-rata partisipasi anggota berada diatas rata-rata skor ideal yaitu 41,35.
Dengan mode sebesar 42 menunjukan skor yang paling sering muncul. Sedangkan
hasil pengukuran terhadap kepuasan mahasiswa diperoleh rata-rata skor angket
sebesar 26,12 artinya rata-rata partisipasi anggota berada diatas rata-rata
skor ideal yaitu 26,12 dengan menunjukan skor yang paling sering muncul (mode)
adalah 30.
Beberapa hasil literatur penelitian menunjukan hasil
yang berpengaruh positif antara kompetensi dosen dengan kepuasan mahasiswa.
Seperti yang dilakukan oleh Sarjono
(2007) tentang pelayanan dosen terhadap kepuasan mahasiswa demikian juga dengan
penelitian Giantari (2008) antara kepuasan mahasiswa dengan proses belajar
mengajar, dan Prihantoro (2012) pelayan jasa terhadap kepuasan mahasiswa. Oleh
karena itu, antara kompetensi dosen dengan kepuasan mahasiswa memiliki hubungan
kausalitas (β = -0.134, ρ > 0.05).
Secara individual uji stitistik menunjukan antara
penjaminan mutu internal dengan kepuasan mahasiswa kontribusinya sebesar 19%.
Hal ini didukung oleh hasil pengukuran
terhadap penjaminan mutu internal diperoleh rata-rata skor angket
sebesar 35,14 artinya rata-rata partisipasi anggota berada diatas rata-rata
skor ideal yaitu 35,14. Dengan menunjukan skor yang paling sering muncul adalah
34. Sedangkan hasil pengukuran terhadap kepuasan mahasiswa diperoleh rata-rata
skor angket sebesar 26,12 artinya rata-rata partisipasi anggota berada diatas
rata-rata skor ideal yaitu 26,12 dengan menunjukan skor yang paling sering
muncul (mode) adalah 30.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Jia Hu
(2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa mutu layanan berpengaruh positif
terhadap kesetiaan pelanggan. Dengan demikian antara penjaminan mutu internal
dengan kepuasan mahasiswa memiliki hubungan kausalitas (β = 0.436, ρ <
0.05).
Secara individual uji stitistik menunjukan antara
kompetensi dosen dengan penjaminan mutu internal kontribusinya sebesar 28.6%.
Hal ini didukung oleh hasil pengukuran
terhadap kompetensi dosen diperoleh rata-rata skor angket sebesar 41,35
artinya rata-rata partisipasi anggota berada diatas rata-rata skor ideal yaitu
41,35. Dengan mode sebesar 42 menunjukan skor yang paling sering muncul.
Sedangkan hasil pengukuran terhadap
penjaminan mutu internal diperoleh rata-rata skor angket sebesar 35,14 artinya
rata-rata partisipasi anggota berada diatas rata-rata skor ideal yaitu 35,14.
Dengan menunjukan skor yang paling sering muncul adalah 34.
Penelitian yang searah dengan dan mendukung hasil
penelitian ini adalah seperti yang dilakukan oleh Noermijati
(2010), Giantari dkk
(2008), Prihantoro
(2012) dan Sahyar
(2012). Semua penelitian mereka menunjukan adanya kontribusi yang positif
antara kompetensi dosen terhadap penjaminan mutu internal (β = 0.537, ρ <
0.05).
Simpulan
Berdasarkan hasil
penelitian sebagaimana yang sudah dibahas di atas, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. kompetensi dosen dan penjaminan mutu internal secara simultan
berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan mahasiswa. Secara individu
Kompetensi dosen dengan kepuasan mahasiswa berpengaruh negative artinya tidak
memiliki kontribusi yang signifikan. Tetapi, berkontribusi signifikan apabila
melalui jalur penjaminan mutu internal, yang menandakan bahwa kepuasan
mahasiswa terhadap kompetensi dosen harus melalui jalur penjaminan mutu internal.
2. Secara parsial antara penjaminan mutu internal dengan
kepuasan mahasiswa berpengaruh secara positif. Ini berarti semakin baik
penjaminan mutu yang dilakukan oleh lembaga dengan memaksimalkan kompetensi
dosen
sebagai variabel indpenden maka akan semakin
terpuaskan perasaan mahasiswa dalam menempuh perkuliahan di PTM-Bima NTB.
DAFTAR PUSTAKA
Ebta Setiawan, 2011, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Offline Versi 1.3, (http://ebsoft.web.id) di Download 07 Maret 2012, Jam 8:48:07 Wib.
Fatos Silman, Huseyin
Gokcekus & Aytekin Isman, 2012, A Study
on Quality Assurance Activities in Higher Education in North Cyprus,
International Online Journal of Educational Sciences, 2012, 4(1), 31-38.
Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2010. Sistem
Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT), Jakarta.
Noermijati, 2010, ”Kajian
Tentang Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kebijakan Dosen Di Fakultas Ekonomi Unibraw”, Journal Of Manajemen
Business review, Volume 7 No. 1, Januari 2010, Hal. 33-43.
Sallis, Edward, 2011. Total Quality Manajemen In Education: Manajemen Mutu
Pendidikan, Jakarta, IRCiSod.
Sarjono, Yetty, 2007, Faktor- Faktor Strategik Pelayanan Dosendan Dampaknya Terhadap Kepuasan
Mahasiswa FKIP Universitas Muhamadiyah Surakarta Tahun Akademik 2005-2006,
Varidika, Vol. 19, No. 1, 2007.
Sahyar, 2009, Pengaruh Kompetensi Dosen Dan Proses
Pembelajaran Terhadap Kepuasan Mahasiswa.
Pekbis Jurnal, Vol.1, No.3,
November 131-139.
Silman, Fatos dkk,
A Study On Quality Assurance Actifities In Higher Education In North Cyprus,
Internastional Online Journal of Educational Scinces, 2012 4 (1), 31-38.
Sopiatin, Popi, 2010, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, Bogor, Ghalia Indonesia.
Srinadi, 2008, Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Mahasiswa
Terhadap Pelayanan Fakultas Sebagai
Lembaga Pendidikan, Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXVII, No. 3. Hal
217-231
Sudarmanto, 2009, Kebijakan dan Pengembangan Kompetensi SDM, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D, Cet. 13, Bandung, Alfabeta.
Supranto, J. 2011,
Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan:
Untuk Menaikan Pangsa Pasar,Jakarta, Rineke Cipta.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen .
Uno, Hamzah, 2008, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, Jakarta, Bumi Aksara.
Walumbwa, Fred O.
& Hartnell, Chad A., 2011, Understanding
Transformational Leadership Employee Performance Links: The Role of Relational
Identification and Self-Efficacy, Journal of Occupational and Organizational
Psychology (2011), 84, Hal. 153–172.
Webb, Kerry S. 2009, Creating Satisfied Employees In Christian Higher Education: Research On
Leadership Competencies, Christian Higher Education, 8: Hal. 18–31.
Winarsih, Sri,
2007. “Pengaruh Persepsi Mutu
Pembelajaran Praktek Laboratorium Kebidanan Terhadap Kepuasan
Mahasiswa Di Program Studi Kebidanan
Magelang Poltekkes Semarang Tahun 2007” Tesis, Program
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
Semarang.
Ebta Setiawan, 2011, Kamus Besar
Bahasa Indonesia Offline Versi 1.3, (http://ebsoft.web.id) di Download 07 Maret 2012, Jam 8:48:07 Wib.